PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, atau lebih dikenal dengan nama WIKA, adalah salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang yang dimulai dari era nasionalisasi aset-aset milik Belanda setelah Indonesia merdeka. Dalam artikel ini, kita akan mengulas sejarah berdirinya WIKA, evolusi bisnisnya, serta peran strategisnya dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.
Sejarah dan Pendirian
WIKA didirikan berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 1960 juncto Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara/PN “Wijaya Karya”. Perusahaan ini lahir sebagai hasil peleburan dari perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co., yang telah dinasionalisasi sesuai Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960.
Pada tanggal 22 Juli 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 40, PN Wijaya Karya dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Transformasi ini sesuai dengan pasal 2 ayat 3 Undang-Undang No. 9 Tahun 1969. Nama “PT Wijaya Karya” resmi diadopsi berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 110 tanggal 20 Desember 1972 yang dibuat di hadapan Notaris Dian Paramita Tamzil dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/165/14 tanggal 8 Mei 1973.
Evolusi Bisnis
Pada awal pendiriannya, WIKA berfokus pada pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Seiring berjalannya waktu, WIKA memperluas lingkup bisnisnya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan pada tahun 1970-an.
WIKA memainkan peran penting dalam proyek-proyek pembangunan strategis di Indonesia. Salah satu kontribusi awal yang signifikan adalah keterlibatannya dalam pembangunan Gelanggang Olahraga Bung Karno, yang merupakan bagian dari persiapan penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.
Pertumbuhan dan Pengembangan
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, WIKA terus berkembang dan mendiversifikasi portofolio proyeknya. Perusahaan ini tidak hanya berfokus pada proyek-proyek infrastruktur dalam negeri, tetapi juga mulai merambah ke proyek-proyek internasional.
Beberapa proyek strategis yang telah dilaksanakan oleh WIKA antara lain pembangunan jalan tol, jembatan, gedung pencakar langit, dan fasilitas umum lainnya. WIKA juga terlibat dalam proyek-proyek energi, seperti pembangunan pembangkit listrik dan instalasi pipa gas.
Selain konstruksi, WIKA juga telah mendiversifikasi usahanya ke bidang industri, energi, properti, dan infrastruktur lainnya. Diversifikasi ini menjadikan WIKA sebagai salah satu perusahaan yang memiliki daya tahan tinggi terhadap fluktuasi ekonomi dan mampu terus berinovasi dalam berbagai sektor bisnis.
Profil perseroan lain yang terkait topik ini di Lentera Bisnis:
- Vasanta Group: Kolaborasi Visioner Dunia Properti Indonesia
- Profil Singkat PT. Pakuan Tbk
- Profil PT Agung Sedayu Group
Jejak Langkah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Diversifikasi Usaha dan Pembentukan Divisi (1982)
Pada tahun 1982, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendiversifikasi usahanya dengan membentuk beberapa divisi baru, termasuk Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energi, dan Divisi Perdagangan. Diversifikasi ini memungkinkan WIKA untuk menangani lebih banyak proyek dan mendirikan anak perusahaan, menjadikan WIKA sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi.
Pendirian Anak Perusahaan dan IPO (1997-2007)
Sejak 1997, WIKA mendirikan anak perusahaan seperti WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty. Pada 27 Oktober 2007, WIKA melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, melepas 28,46 persen saham ke publik. Dana dari IPO memungkinkan WIKA untuk tumbuh lebih leluasa, memperkuat posisi dalam menghadapi krisis, dan mengembangkan kemampuan Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
Pengembangan Bisnis dan Proyek Strategis (2014-2015)
Pada tahun 2014, WIKA mengklasifikasi ulang bisnisnya menjadi lima pilar: Industri, Infrastruktur & Gedung, Energi dan Industrial Plant, Realti dan Properti, dan Investasi. Pada tahun 2015, WIKA mulai menggarap proyek infrastruktur berskala besar seperti MRT Jakarta Bundaran HI-Lebak Bulus.
Ekspansi dan Transformasi Korporasi (2016-2017)
Pada tahun 2016, WIKA melakukan penawaran saham umum terbatas dan menggunakan dana tersebut untuk proyek strategis seperti jalan tol dan pembangkit listrik. Tahun 2017, WIKA mentransformasi nilai korporat menjadi ACE (Agility, Caring, Excellence) untuk menghadapi dinamika bisnis.
Penerbitan Obligasi dan Penguatan Bisnis (2018-2019)
WIKA menerbitkan Komodo Bond di tahun 2018 yang oversubscribed 2,5 kali, menunjukkan tingginya minat investor global. WIKA juga menambahkan lini bisnis baru seperti Rekayasa Konstruksi dan Integrated Transportation System. Pada tahun 2019, WIKA menetapkan Visi dan Misi 2030 dan memperkuat posisinya di kancah global melalui Indonesia Africa Infrastructure Dialogue (IAID).
Tantangan Pandemi dan Penyelesaian Proyek Strategis (2020-2021)
Di tahun 2020, pandemi COVID-19 menyebabkan banyak proyek tertunda. WIKA merespon dengan merapatkan barisan dan menyiapkan strategi baru. Pada tahun 2021, WIKA menyelesaikan beberapa proyek strategis nasional seperti Bendungan Kuningan dan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi I.
Pengembangan Bisnis dan Proyek Infrastruktur (2022-2023)
Pada tahun 2022, WIKA menerbitkan obligasi dan sukuk untuk modal kerja proyek infrastruktur. WIKA mengerjakan proyek persiapan KTT G20 dan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Terminal Kijing dan Bendungan Sukamahi. Pada tahun 2023, WIKA terus mencatat progress positif dalam proyek strategis seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan proyek Sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. WIKA juga memasuki masa transformasi untuk penyehatan keuangan, tata kelola, dan operasi perusahaan.
Info: Fakta Terbaru! Kasus Lahan Shila Sawangan Bermasalah
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Kantor Pusat: WIKA Tower I 7th -10th Floor
Jl. DI. Panjaitan No.Kav. 9-10, Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13340
+6221 8690 9003