Perlu diketahui bahwa dalam beberapa tahun belakangan ini layanan kesehatan digital terus mengalami peningkatan dan mendapatkan kepercayaan dari publik. Terutama oleh para perusahaan besar baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Layanan kesehatan berbasis digital diyakini bisa menjadi solusi dengan biaya efektif untuk membantu para karyawannya menjadi lebih sehat serta memenuhi harapan terhadap layanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan karyawan dengan biaya terjangkau.
Hal tersebut dinyatakan dalam hasil survei ‘Health on Demand’ yang dilakukan pertama kali oleh Mercer Marsh Benefits, Mercer dan Oliver Wyman terhadap lebih dari 16,000 responden pekerja dan 1,300 responden perusahaan di 13 negara di dunia termasuk Indonesia.
Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa walaupun terdapat cara pandang dan pola pikiar yang berbeda, mayoritas 64% dari responden pekerja sangat antusias dengan prospek dari inovasi layanan kesehatan berbasis digital. 63% dari responden pekerja juga mengatakan mereka percaya dengan cara baru dalam layanan kesehatan jika disediakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Dari hasil survei juga terungkap 90% responden perusahaan di Indonesia percaya bahwa investasi di layanan kesehatan digital akan memberikan dampak positif di tempat kerja dan pekerja bisa lebih bersemangat.
Berbasis temuan survey tersebut, laporan memberikan pernyataan tentang keyakinan bahwa perusahaan-perusahaan yang ingin membangun budaya hidup sehat di tempat kerja dan sekaligus meningkatkan upaya dalam retensi karyawan harus mempertimbangkan investasi layanan kesehatan digital.
Cara Yang Bisa Dilakukan Perusahaan
Layanan kesehatan digital yang diminati sebaikanya diiringi dengan pemahaman dan kesiapan perusahaan. Bukan hanya dari sisi finansial dan teknologi saja, namun juga layanan kesehatan apa yang bisa diberikan ke karyawan melalui digital.
1. Hal paling mendasar namun penting yang bisa dilakukan adalah dengan meninjau ulang program manfaat kesehatan karyawan yang dimiliki, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan karyawan, dan apakah sudah memadai ketika pandemi terjadi, seperti pandemi Covid-19.
Desain program asuransi kesehatan setiap perusahaan dapat berbeda berdasarkan profil karyawan, industri bisnis, jenis pekerjaan termasuk metode pembayaran yang dipilih jika karyawan menggunakan asuransi kesehatan tersebut, dengan sistem reimburse atau cashless.
2. Dalam situasi pandemi, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk memberikan layanan tambahan dalam bentuk kepedulian terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan, misalnya layanan program online exercise, layanan bantuan karyawan (EAP/Employee Assistant Program), dan mengadakan online workshop dengan topik yang relevan seperti manajemen stres.
Peninjauan program manfaat kesehatan karyawan dapat dilakukan melalui kerjasama dengan broker asuransi profesional dan berpengalaman seperti Marsh Indonesia. Marsh sudah berpengalaman membantu ribuan perusahaan untuk mengelola program manfaat kesehatan karyawan sesuai dengan profil karyawan dan kebutuhan perusahaan.
Marsh juga akan membantu menganalisa dan mengidentifikasi program manfaat kesehatan jika ada, merekomendasi dan memberikan pilihan desain asuransi kesehatan, bantuan konsultasi ketika klaim terjadi, dan layanan program tambahan untuk menunjang kesehatan fisik dan mental karyawan, baik offline maupun online.
Sehingga, perusahaan bisa lebih menghemat waktu dalam memberikan program manfaat kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, terutama dalam masa pandemi. Dengan pengelolaan manajemen manfaat kesehatan karyawan yang baik, para karyawan akan memberikan kontribusi besar bagi perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat semakin meningkat.
Sumber :
Press Release Health on Demand INDONESIA “Survei Terbaru ‘Health on Demand’ Ungkap Para Pekerja di Dunia Ingin Layanan Kesehatan Digital dari Tempat Mereka Bekerja”
Layanan Kesehatan Digital untuk Karyawan Saat Pandemi