Berbisnis tidak terlepas dari apa yang ada dalam pikiran. Seorang pebisnis dengan pola pikirnya akan membentuk usaha yang akan dijalani dan dihadapinya. Padahal kita tahu bahwa dunia terus berkembang dari waktu ke waktu termasuk dunia bisnis.
Pola pikir seorang pebisnis tradisional pada saat ini mungkin masih banyak. Pola pikir pebisnis tradisional yang dimaksud disini adalah konsep bisnis yang dijalankannya tidak mengikuti perkembangan zaman sebagaimana pola pikir pebisnis modern.
5 Perbedaan Pebisnis Tradisional Dengan Modern
Pebisnis tradisional dan modern memiliki dunia yang berbeda baik itu cara berpikir, bertransaksi maupun berinteraksi dengan konsumen/pelanggan. Akan tetapi keduanya sama-sama bisa berhasil, dalam artian usahanya mendapat keuntungan. Hal ini tidak dapat dipungkiri.
Seorang pedagang di pasar tradisional barangkali tidak butuh komputer dan internet dengan program canggih, mereka tidak perlu manajemen yang rumit, supervisor atau lainnya. Mereka cukup memerlukan telepon, pulpen dan nota murah bahkan cuma selembar kertas kosong. Bertolak belakang dengan pebisnis modern yang usahanya serasa mati, tidak bisa menghasilkan uang jika tidak ada komputer dan internet maupun kebutuhan-kebutuhan lain sesuai teori bisnis modern.
Terlepas dari persoalan mendapat keuntungan (tujuan bisnis sesungguhnya) ada perbedaan pebisnis tradisional dengan modern dalam konsep dan pola pikir menjalankan usaha bisnisnya.
1. Membangun Bisnis
Pebisnis tradisional umumnya mulai membangun bisnis dengan kemampuan yang ada seperti modal yang dimiliki, ketrampilan yang dikuasai atau warisan usaha. Selain itu hanya dengan melihat keberhasilan maupun tren bisnis lain yang sukses. Namun pola pikir pebisnis modern selalu melihat peluang yang terkadang berasal dari masalah yang dialami, ditemukan, atau diketahui, kemudian mencari solusi untuk mempunyai market tersendiri.
2. Pelayanan Konsumen
Pebisnis tradisional akan berusaha memenuhi beragam permintaan konsumen sehingga produk atau jasa yang diberikan semakin beragam yang akhirnya membuat pengelolaan bisnis semakin berbelit-belit. Sedangkan pebisnis modern dalam melayani konsumen selalu fokus kepada solusi terhadap masalah utama yang dialami konsumen sehingga usaha produk atau jasa dibuat untuk lebih memuaskan pelanggan dalam menghadapi masalahnya.
3. Partner Bisnis
Pebisnis tradisional umumnya memiliki kecenderungan untuk mengelola bisnisnya sendiri atau bersama-sama keluarga. Sedangkan pebisnis modern akan merekrut tenaga professional untuk memajukan usaha bisnisnya bahkan merekrut partner baru untuk saling memperkuat posisi usahanya.
4. Bisnis Berkelanjutan
Pebisnis tradisional umumnya akan membuka usaha yang sama untuk mengulangi kesuksesan usahanya sebelumnya dengan berbeda produk. Misalkan berhasil dalam buka usaha warung bakso beromzet 10 juta, maka mencoba membuka usaha warung nasi goreng dan berusaha mencapai omzet 10 juta, dan seterusnya. Sedangkan bagi pebisnis modern akan berpikir bagaimana menaikkan omzet bisnis warung bakso menjadi 100 juta. Untuk itu dia terus belajar dan meningkatkan manajemennya, untuk dapat mewujudkan dan menjalankan usaha bisnis menjadi 10 kali lipat lebih besar.
Pebisnis tradisional umumnya merasa puas dan sukses jika usahanya berhasil mendatangkan keuntungan. Namun pebisnis modern tidak pernah memiliki kepuasan dan selalu berinovasi untuk meningkat kesuksesan bisnis. Life is a moving target.